√ Metode Pembelajaran Kooperatif | Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya

  • Admin Catilmu
  • Sep 01, 2021
Table Of Content [ Close ]

Metode pembelajaran kooperatif – Adanya sistem pembelajaran pastinya untuk membimbing anak murid untuk paham akan materi yang disampaikan oleh guru. Serta guru dalam memberikan metode pembelajaran harus mempertimbangkan kepada anak didiknya, sebab ketika guru memberikan suatu metode pastinya tidak semua murid akan bersikap aktif dalam belajar.

Begitu pula dengan metode pembelajaran kooperatif. Metode ini bisa dibilang mirip dengan pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui pembahasannya lebih lanjut, yuk kita simak materi pada artikel ini.

Sebelum melanjutkan pembahasan, yuk baca artikel terkait berikut ini:

A. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

B. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif Menurut Para Ahli

Menurut pendapat para ahli pengertian dari metode pembelajaran kooperatif berbeda, berikut beberapa pendapatnya :

1. Djajadisastra (1982)

Menurut pendapat Djajadisastra mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang mana siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil di saat waktu penerimaan pelajaran atau mengerjakan soal-soal serta tugas-tugas.

2. Sthal (1994)

Menurut pendapat Sthal mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah metode yang dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa menjadi lebih baik, serta meningkatkan dalam bersikap tolong menolong untuk perilaku sosial.

3. Johnson (1994) & Hamid Hasan (1996)

Sedangkan pendapat Jhonson dengan Hamid Hasan mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah memanfaatkan kelompok kecil (sekitar 2-5 orang) untuk pembelajaran yang mana memungkinkan siswa dalam bekerja sama guna memaksimalkan belajar mereka, serta belajar dengan anggota lainnya dalam kelompok.

4. Eggen & Kauchak (1996 : 279)

Menurut pendapat Eggen dan Kauchak mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah suatu gabungan strategi pengajaran yang menyangkut siswa dalam bekerja secara kolaborasi untuk meraih tujuan bersama.

5. Kauchak & Eggen Dalam Azizah (1998)

Pengertian dari pendapat ini adalah strategi pembelajaran yang menyangkut siswa untuk belajar secara kolaboratis dalam meraih suatu tujuan.

6. Sunal & Hans (2000)

Menurut pendapat Sunal dan Hans mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah sebuah cara pendekatan atau rangkaian prosedur yang memang dirancang untuk memberikan dukungan kepada siswa supaya dapat bekerja sama dalam proses pembelajaran.

7. Bern & Ercikson (2001 : 5)

Menurut pendapat Ben dan Erickson mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar yang mengorganisir dalam menggunakan kelompok-kelompok kecil yang mana siswa bekerja sama dalam menyelesaikan atau meraih tujuan akhir pembelajaran.

8. Depdiknas (2003 : 5)

Menurut pendapat Depdiknas mengenai pengertian metode pembelajaran kooperatif adalah strategi dalam belajar mengajar lewat kelompok-kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama untuk menghasilkan kondisi belajar yang kondusif serta untuk meraih tujuan akhir pembelajaran.

9. Suprijono & Agus (2010 : 54)

Sedangkan pendapat Suprijono dan Agus mengenai pengertian metode pembelajaran ini adalah konsep yang lebih jauh lagi tentang seluruh jenis kerja kelompok termasuk dalam bentuk-bentuk yang dikendalikan atau dituntun oleh guru.

10. Slavin (2011 : 15)

Dan selanjutnya, menurut pendapat Slavin tentang model pembelajaran ini adalah sebuah metode yang mana sistem dari pembelajaran berkelompok kecil. Yang mana kelompok itu beranggotakan 4-6 orang untuk berkolaborasi, sehingga supaya siswa dapat lebih giat lagi dalam belajar

C. Ciri-ciri Metode Pembelajaran Kooperatif

Lie (2004) berpendapat, bahwa terdapat beberapa elemen-elemen yang berkaitan pada pembelajaran ini. Yakni sebagai berikut :

1. Saling Ketergantungan Positif

Dalam ciri-ciri ini maksudnya adalah guru bertugas dalam menuntun siswa untuk memunculkan rasa berinteraksi, serta saling membutuhkan yang juga untuk menimbulkan rasa ketergantungan positif. Misalnya saling bergantung untuk dalam membantu mengerjakan tugas.

2. Akuntabilitas Individual

Ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa secara individu pada penyerapan materi. Hasil dari nilai lalu disampaikan oleh guru terhadap seluruh anggota kelompok, supaya dalam kelompok itu untuk mengetahui siapa yang membutuhkan bantuan untuk belajar.

3. Interaksi Tatap Muka

Dalam metode ini supaya siswa untuk bertatapan muka dalam berinteraksi secara langsung. Dalam hal ini lebih banyak membantu siswa ketika sedang berdiskusi.

4. Keterampilan Dalam Menjalin Hubungan Pribadi

Dalam metode ini juga dapat menjalin hubungan baik antar siswa, supaya bisa melatih kekompakan dalam satu teman sekelas. Guru juga dapat menegur siswa apabila ada siswa yang tidak menyatu dengan kelompoknya.

D. Tujuan Metode Pembelajaran Kooperatif

Tujuan dari metode ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Secara Akademik

Walaupun terdapat banyak tujuan lain dari pembelajaran kooperatif, namun inti tujuannya adalah supaya dapat membuat suasana proses pembelajaran menjadi efisien serta efektif, sehingga dapat meningkatkan hasil dari akademik siswa.

2. Mengajar Siswa Dalam Menerima Perbedaan Serta Keragaman

Tujuan selanjutnya adalah guru supaya dapat mengajar siswa untuk menerima perbedaan anak didik lain secara ras, budaya, kelas sosial, kemampuan serta kecacatan.

Metode pembelajaran ini memberikan siswa kesempatan dari berbagai latar belakang, serta kondisi supaya dapat belajar dan saling ketergantungan pada tugas akademik, sehingga lewat struktur hadiah dari kooperatif siswa belajar saling menghormati.

3. Mengembangkan Keterampilan Sosial

Selanjutnya tujuan ketiga dari metode pembelajaran ini adalah untuk mengajarkan siswa dalam keterampilan berkolaborasi dengan siswa lain. Saat ini keterampilan sosial menjadi sangat penting bagi siswa, karena terdapat banyak anak muda yang kurang dalam keterampilan sosial.

E. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Kooperatif

Berikut beberapa prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Nur (2000) :

  1. Setiap anggota dari kelompok (siswa) mempunyai tanggung jawab kepada semua siswa yang dilakukan dalam kelompoknya.
  2. Setiap anggota dari kelompok (siswa) diharuskan mengetahui bahwa seluruh anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
  3. Setiap anggota dari kelompok (siswa) diharuskan berbagi tugas serta bertanggung jawab yang sama atas seluruh anggota kelompoknya.
  4. Setiap anggota dari kelompok (siswa) bakal dievaluasi.
  5. Setiap anggota dari kelompok (siswa) memberi kepemimpinan serta memerlukan keterampilan dalam belajar bersama selama proses pembelajaran.
  6. Setiap anggota dari kelompok (siswa) bakal diminta pertanggung jawaban secara individual pada materi yang dikendalikan dalam kelompok kooperatif.

F. Unsur-unsur Metode Pembelajaran Kooperatif

Menurut pendapat Roger dan David Jhonson (pada Lie, 2002 : 30-36) bahwa tidak semua pembelajaran kelompok dapat dianggap pembelajaran kooperatif. Sehingga untuk dapat mencapai hasil yang maksimal terdapat lima unsur yang harus dilakukan. Lima unsur tersebut sebagai berikut :

1. Saling Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)

Dalam unsur ini terdapat dua pertanggung jawaban kelompok pada metode pembelajaran ini. Yang awal adalah untuk mengkaji bahan yang ditugaskan pada kedua, dan yang kedua merupakan menjamin seluruh anggota kelompok secara individu untuk mempelajari bahan yang ditugaskan.

2. Tanggung Jawab Individual (Personal Responsibility)

Unsur ini merupakan tanggung jawab secara individual. Rasa bertanggung jawab muncul ketika dilaksanakan pengukuran keberhasilan terhadap kelompok. Sehingga tujuan dari pembelajaran ini untuk membentuk seluruh anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat.

3. Tatap Muka/Interaksi Promotif (Face to Face Promotive Interaction)

Selanjutnya dari seluruh unsur yang ada, unsur inilah yang terpenting, sebab dapat saling memberikan kepercayaan, memberikan informasi, saling membantu, dapat mengingatkan, serta dapat memberikan semangat.

4. Keterampilan Sosial (Interpersoanl Skill)

Dalam mengkordinasikan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan diharuskan untuk dapat saling mengenal serta saling percaya satu sama lain, dapat berkomunikasi secara benar dan tidak ambisius, saling menerima serta mendukung, dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5. Pemrosesan Kelompok (Group Processing)

Processing dapat berarti menilai dari kegiatan atau hasil dari anggota kelompok, lewat pemrosesan kelompok dapat dipantau serta meningkatkan efektivitas kerja kelompok untuk berkontribusi pada tugas kelompok.

G. Teknik

Berikut beberapa teknik dari metode pembelajaran kooperatif :

1. Metode STAD (Student Achievement Divisions)

Dalam metode ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan. Serta digunakan oleh guru-guru untuk memberikan informasi yang pastinya baru setiap minggu kepada siswa. Baik itu informasi yang bersifat verbal maupun secara tertulis. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Di dalam kelas dibagi menjadi beberapa bagian kelompok, serta setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Dalam setiap kelompok mempunyai anggota yang beragam, baik itu jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (rendah, sedang, tinggi).
  2. Setiap anggota kelompok mendalami materi yang dipelajari serta saling membantu untuk menguasai bahan ajar.
  3. Secara individual atau tim saling mengevaluasi satu sama lain untuk memahami penguasaan terhadap materi akademik yang telah dipelajari.
  4. Siswa diserahkan penilaian atas tingkat penguasaan dalam materi dan juga skor yang tertinggi. Sesekali penilaian berdasarkan pada suatu kriteria atau standar tertentu.

2. Metode Jigsaw

Teknik selanjutnya adalah metode jigsaw, terdapat beberapa langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, yang beranggotakan 4-5 orang dengan karakteristik yang beragam atau campuran.
  2. Materi pembelajaran diberikan pada masing-masing kelompok dengan berupa teks, serta mereka diminta untuk mengkaji suatu bagian dari materi tersebut.
  3. Dalam beberapa anggota kecil diharuskan mempelajari suatu bagian akademik, lalu berkumpul untuk saling mengkaji materi tersebut (kelompok besar).
  4. Selanjutnya para siswa yang telah mengkaji materi pada kelompok besar kembali pada kelompok semula, untuk mengajar kepada anggota lain tentang materi yang dipelajari pada kelompok besar.
  5. Setelah diadakan diskusi pada kelompok kecil para siswa dievaluasi secara individu tentang bahan yang telah dipelajari.

3. Metode G (Group Investigation)

Metode ini merupakan rancangan dari Herbet Thelen lalu diperbaiki kembali oleh Sham. Dalam metode ini siswa diikut sertakan oleh guru semenjak perencanaan, baik dari memastikan topik ataupun mempelajari lewat investigasi, serta siswa dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi serta proses mempunyai kelompok yang baik.

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Menyeleksi topik.
  2. Merencanakan dalam membuat kerja sama.
  3. Implementasi.
  4. Analisis serta sintesis.
  5. Menyajikan hasil akhir atas laporan diskusi.
  6. Evaluasi.

4. Metode Struktural

Metode ini dirancang atau dikembangkan oleh Spencer Kagan, yang bertujuan untuk mempengaruhi pola-pola interaksi pada siswa. Metode ini mempunyai beberapa teknik pembelajaran, antara lain sebagai berikut.

a. Make a Match

Metode ini dikembangkan oleh Larana Curran, yang mana dalam metode ini siswa mencari pasangan untuk belajar bersama tentang suatu topik atau konsep pada suasana yang menyenangkan. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru akan menyiapkan kartu yang berisi topik atau konsep dalam sesi persiapan menghadapi tes atau ujian.
  2. Setiap siswa memiliki satu buah kartu.
  3. Kemudian setiap siswa mencari pasangan dengan siswa lain yang cocok dengan kartunya.
  4. Siswa juga dapat berpasangan pada dua atau tiga siswa lain yang memiliki kartu cocok dengannya.
  5. Mendiskusikan penyelesaian belajar secara bersama-sama.
  6. Kemudian mempresentasikan hasil kerja kelompok.

b. Bertukar Pasangan

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Siswa dibagi menjadi beberapa pasangan (guru dapat memilih pasangan atau siswa yang memilih dalam mencari pasangan).
  2. Siswa diberikan tugas oleh guru dan dikerjakan dengan pasangannya.
  3. Kemudian bergabung dengan pasangan lain, dengan tugas yang diselesaikan.
  4. Kedua pasangan kemudian bertukar dengan pasangan lain. Tiap pasangan baru lalu saling tanya serta menguatkan jawaban mereka.
  5. Kemudian para siswa kembali lagi kepada pasangan yang lama, dengan penemuan baru yang didapatkan pada pertukaran pasangan,

c. Berkirim Salam dan Soal

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, lalu setiap kelompok ditugaskan untuk membuat sebuah pertanyaan yang mana nantinya akan diberikan pada kelompok lain. Guru dapat mengawasi serta membantu dalam memilih soal yang cocok.
  2. Kemudian setiap kelompok mengirimkan satu perwakilannya untuk mengucapkan salam serta memberitahukan pertanyaan.
  3. Setiap kelompok mengerjakan soal atau pertanyaan yang dikirimkan oleh kelompok lain.
  4. Kemudian setelah selesai jawaban dari setiap kelompok dicocokkan pada jawaban kelompok yang membuat soal.

d.Bercerita Berpasangan

Dalam teknik ini menyatukan kegiatan membaca, menulis, serta mendengarkan dan berbicara. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru mengelompokkan bahan pelajaran menjadi dua bagian.
  2. Guru membagikan pengenalan topik yang nantinya akan dibahas pad pelajaran.
  3. Kemudian siswa dipasangkan oleh guru.
  4. Bahan pelajaran pertama akan dibagikan kepada siswa yang pertama, kemudian siswa yang kedua diberikan bahan pelajaran kedua.
  5. Lalu siswa disuruh untuk membaca atau mendengarkan pada bagian mereka masing-masing, sambil mencatat apa yang menjadi frasa kunci yang ada dalam bagian masing-masing.
  6. Kemudian berusaha untuk mengarang apa yang belum dibaca atau didengarkan berdasarkan kata frasa kunci.
  7. Diberikan kesempatan untuk membacakan hasil karangan yang mereka buat, setelah seusai menulis.
  8. Lalu guru membacakan cerita bagian yang belum terbaca pada masing-masing siswa.
  9. Dan yang terakhir, diskusi tentang topik yang dibahas.

e. Think-Pair-Share

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran.
  2. Lalu siswa diharuskan berpasangan untuk dilakukannya diskusi.
  3. Hasil dari diskusi di utarakan dalam kelas untuk memicu tanya jawab dari kelompok lain.

f. Numbered Heads Together

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru mengelompokkan siswa dibagi menjadi beberapa bagian kelompok kecil.
  2. Guru membagikan pertanyaan yang harus diselesaikan kelompok, setelah itu siswa diskusi terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
  3. Kemudian memanggil peserta didik untuk diberikan kesempatan menjawab pertanyaan.
  4. Setelah itu guru mendapatkan topik pembahasan yang lebih dasar.

g. Bamboo Dancing

Beberapa langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Di awal pembelajaran guru memberikan sedikit topik pembahasan.
  2. Setelah itu guru membagi seluruh kelas menjadi dua kelompok beserta pasangannya.
  3. Kemudian membagikan tugas pada masing-masing pasangan untuk berdiskusi.
  4. Lalu setelah itu hasil dari diskusi diutarakan pada teman satu kelompok dengan menggunakan sistem ganti pasangan, dengan dilakukan cara ini semua siswa mendapat hasil diskusi tambahan yang baru pada pasangan lainnya.
  5. Kemudian hasil dari diskusi dari kelompok besar diutarakan dalam kelas.

h. Point-Counter-Point

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru memberikan pelajaran yang menimbulkan kontroversi.
  2. Kemudian guru mengelompokkan siswa menjadi dua grup dan saling berhadap-hadapan.
  3. Setiap kelompok dibagikan kesempatan untuk beragumentasi atau mengutarakan pendapat.
  4. Setiap kelompok dapat menayangkan bantahan, koreksi, atau pertanyaan kepada kelompok lain.
  5. Selanjutnya diadakan evaluasi akhir yang dibantu oleh guru, sehingga siswa dapat menemukan jawaban memungkinkan sesuai dalam argumentasi yang disampaikan pada diskusi tadi.

i. The Power of Two

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru memberikan pertanyaan yang kritis untuk memicu siswa.
  2. Kemudian siswa mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut secara individu.
  3. Siswa disuruh untuk mencari pasangan agar berdiskusi ulang, kemudian memberitahukan hasil diskusi tersebut di depan kelas.
  4. Kemudian siswa membandingkan dengan jawaban pasangan lainnya agar pemahaman atau pandangannya menjadi lebih luas.
  5. Selanjutnya siswa disuruh untuk membuat ringkasan dari jawaban serta pemahaman pengetahuan yang dikembangkan melalui diskusi tadi.

j. Listening Team

Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru memberikan materi pembelajaran.
  2. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok di antaranya :
    • Kelompok 1 : Kelompok bertanya.
    • Kelompok 2 : Kelompok penjawab pertama.
    • Kelompok 3 : Kelompok penjawab kedua.
    • Kelompok 4 : Sebagai kelompok preview serta membuat hasil kesimpulan atas diskusi.
  3. Memunculkan diskusi yang aktif sesuai peran mereka masing-masing, sehingga menimbulkan perbedaan pemikiran.

H. Metode-metode Pendukung Model Pembelajaran Kooperatif

Berikut ini beberapa metode-metode pendukung tersebut :

1. Preview-Question-Read-Reflect-Recite-Review

Preview : Peserta didik dapat menemukan ide dari bahan bacaan

Question : Kemudian peserta didik membuat pertanyaan untuk dirinya sendiri yang mengarah pada pengetahuan struktural, deklaratif, serta procedural.

Read : Peserta didik mencari jawaban tersebut dengan membaca lebih banyak dari sumber dan bahan lainnya.

Reflect : Memahami pertanyaan dan jawaban apa yang dibaca tadi.

Recite : Merenungi informasi ataupun pengetahuan yang didapatkannya tadi, serta mampu menjelaskan tentang konsep teori serta topik yang sedang dibahas.

Review : Kemudian peserta didik membuat rangkuman dari pembelajaran yang dipelajari, serta menuliskan apa yang menjadi pokok pembahasan penting, dan membuat kesimpulan untuk jawaban.

2. Guided Note Taking

Metode ini merupakan bertujuan agar materi yang dibawa guru dapat diperhatikan oleh siswa. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru memberikan bahan materi kepada siswa.
  2. Mengkosongkan beberapa poin penting.
  3. Kemudian bagian yang kosong dapat dibuat untuk diskusi dengan siswa, sehingga bisa membuat pancingan atas slide selanjutnya.
  4. Siswa disuruh untuk mengisi bagian kosong tersebut dengan jawaban yang diberitahukan oleh guru.
  5. Selanjutnya siswa dapat membuat review atas hasil pembelajaran tersebut.

3. Snowball Drilling

Metode ini dikembangkan untuk memperkuat pengetahuan yang didapatkan dari bahan bacaan yang dipelajari. Peran guru adalah untuk mempersiapkan soal-soal pertanyaan pada kertas yang dapat diundi. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Siswa mengambil undian kemudian menjawab pertanyaan tersebut.
  2. Jika siswa pertama dapat menjawab maka siswa tersebut berhak memilih siswa lainnya untuk menjawab soal berikutnya. Tapi jika sebaliknya, maka akan dibagikan soal lainnya sampai jawabannya benar.
  3. Di akhir pembelajaran, guru memberitahukan kesimpulan dari pembelajaran tersebut.

4. Consept Mapping

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Guru mempersiapkan kartu bertuliskan topik-topik utama.
  2. Guru membagikan kartu bertuliskan topik-topik utama kepada siswa.
  3. Kemudian guru meminta siswa untuk menghubungkan tiap topik utama dengan membuat suatu kalimat yang menjelaskan hubungan antar konsep.
  4. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa serta dibandingkan dengan konsep yang benar dan dibahas satu persatu.
  5. Kemudian mengevaluasi siswa bersama-sama untuk mengoreksi hasil kerja siswa apakah ada kesalahan lalu mengambil kesimpulan.

5. Giving Question and Getting Answer

Metode ini bertujuan untuk melatih siswa dalam mempunyai kemampuan serta keterampilan memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Dibagikannya dua buah kartu, yaitu kartu bertanya dan menjawab.
  2. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik pada kartu bertanya.
  3. Kemudian peserta didik menuliskan jawaban pada kartu menjawab, jika sudah berikan kepada guru
  4. Jika sampai akhir pembelajaran siswa masih memiliki dua kartu, maka minta siswa untuk membuat resume dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung.

6. Question Student Have

Metode ini bertujuan untuk melatih siswa dalam bertanya. Berikut beberapa langkah-langkahnya :

  1. Guru membagi kelas menjadi empat kelompok.
  2. Bagikan kartu kepada seluruh siswa dalam setiap kelompok.
  3. Minta siswa untuk menuliskan pertanyaan tentang materi terkait.
  4. Putar kartu tersebut kepada kelompok lain dan berikan tanda (√) jika dianggap penting sampai kembali pada tangan pemiliknya.
  5. Pertanyaan yang mendapat tanda (√) lebih banyak dapat mewakili kelompok.
  6. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan dan dijawab oleh siswa dengan mandiri atau secara kelompok.

7. Talking Stick

Metode ini bertujuan untuk mendorong siswa agar berani mengungkapkan pendapatnya. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Guru menjelaskan terlebih dahulu materi yang akan dipelajari .
  2. Siswa diberi kesempatan untuk membaca serta mempelajari mengenai materi tersebut.
  3. Kemudian guru meminta siswa untuk menutup bukunya serta menunjuk siswa supaya menjawab pertanyaan terkait pembelajaran yang baru saja dipelajari

8. Everyone is Teacher Here

Metode ini bertujuan agar siswa mampu mendapatkan partisipasi pada proses pembelajaran secara individual, serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan menjadi guru untuk teman-temannya. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

  1. Guru membagikan kertas kepada seluruh siswa.
  2. Kemudian siswa diminta untuk menulis pertanyaan tentang materi pembelajaran yang sedang dipelajari dalam kelas pada kertas tersebut.
  3. Kumpulkan semua kertas dan acak, lalu bagikan kembali pada seluruh siswa, dan pastikan semua siswa mendapatkan kertasnya sendiri.
  4. Kemudian minta siswa untuk membaca soal pertanyaan tersebut dalam hati serta memikirkan jawabannya.
  5. Siswa diminta berdiri di depan kelas untuk membaca pertanyaan tersebut sekaligus dengan jawabannya.
  6. Kemudian minta siswa lain untuk menambahkan jawabannya.

I. Keuntungan Menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif

Berikut beberapa keuntungannya :

  1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi sosial.
  2. Menyerahkan pelajaran bagi siswa tentang menyampaikan informasi, perilaku sosial, keterampilan, menghargai pendapat, sikap, dan lain-lainnya.
  3. Mengasah siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan.
  4. Membentuk nilai-nilai terhadap sosial.
  5. Meredakan sikap egois.
  6. Menciptakan persahabatan yang sangat solid.
  7. Menciptakan rasa saling percaya diri.
  8. Membuat cara pandang siswa menjadi lebih luas.
  9. Dapat menyampaikan ide serta menghargai pendapat orang lain.
  10. Meluaskan rasa pertemanan tanpa pandang ras, jenis kelamin, agama, dan lain-lainnya.
  11. Mempererat hubungan rasa saling membutuhkan dan saling dibutuhkan.

J. Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif

Metode ini memiliki beberapa keunggulan-keunggulannya tersendiri, berikut beberapa keunggulannya :

  1. Dengan menggunakan metode ini siswa dapat saling membantu dan melengkapi dalam menyelesaikan tugas atau memahami materi, sehingga siswa tidak merasa terbebani bila tidak bisa mengerjakan suatu tugas.
  2. Keberagaman dari setiap anggota kelompok memiliki pemikiran-pemikiran yang beda, sehingga dapat menjadi lebih variatif dan luas, yang tentunya dilihat dari berbagai sudut pandang.
  3. Menjadi lebih efektif dan efisien dalam menuntaskan masalah yang dibutuhkan adanya diskusi atau pemikiran orang banyak.
  4. Materi dapat lebih cepat dipahami karena menggunakan bahasa teman itu sendiri.
  5. Menguatkan hubungan rasa persahabatan, saling peduli, solidaritas, dan terjalinnya hubungan rasa saling membutuhkan yang positif.

K. Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Setiap adanya kelebihan pasti ada juga namanya kekurangan, berikut beberapa kekurangan dari metode ini :

  1. Resiko terjadinya kegagalan kerja sama antar anggota kelompok. Apabila tidak dapat bekerja sama dengan baik, maka dapat terjadinya perselisihan yang merusak kekompakan kelompok.
  2. Terkadang adanya siswa yang bersifat pendiam dan lebih mendominasi kelompok, sehingga dapat menghambat proses pembelajaran.
  3. Dapat memerlukan waktu yang sangat lama, karena harus berdiskusi terlebih dahulu kepada siswa lain supaya untuk menyatukan pendapat serta pandangan yang benar.
  4. Karena informasi disampaikan oleh teman maka informasi terkadang juga sulit untuk dimengerti, sebab pengetahuan yang disampaikan terbatas.

Nah, mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan, semoga adanya artikel ini dapat menambah pengetahuan kalian mengenai metode pembelajaran kooperatif. Demikian dari saya, Terimakasih 🙂

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *